Friday, September 7, 2012

Budaya Kerja Suatu Perusahaan 2



tadi udah ngepost Budaya Kerja PLN dan Telkom, kali ini saya mau posting Budaya Kerja dari perusahaan unilever dan wings... semoga bermanfaat yaa :))
1.     Budaya Kerja PT Unilever
Dimananapun Anda berada, besar kemungkinan bahwa produk-produk Kami adalah bagian familiar dari kehidupan Anda. Setiap hari di seluruh dunia, masyarakat menggunakan produk-produk Unilever. Unilever Indonesia telah tumbuh menjadi salah satu perusahaan terdepan untuk produk Home and Personal Care serta Foods & Ice Cream di Indonesia. Rangkaian Produk Unilever Indonesia mencangkup brand-brand ternama yang disukai di dunia seperti Pepsodent, Lux, Lifebuoy, Dove, Sunsilk, Clear, Rexona, Vaseline, Rinso, Molto, Sunlight, Walls, Blue Band, Royco, Bango, dan lain-lain.
Visi yang dimiliki oleh sebuah perusahaan merupakan suatu cita-cita tentang keadaan di masa datang yang diinginkan untuk terwujud oleh seluruh personel perusahaan, mulai dari jenjang yang paling atas sampai yang paling bawah, bahkan pesuruh sekalipun. Misi adalah penjabaran secara tertulis mengenai visi agar visi menjadi mudah dimengerti atau jelas bagi seluruh staf perusahaan.

Visi Unilever adalah “To become the first choice of consumer, costumer and community”
Misi Unilever adalah:
1.      Menjadi yang pertama dan terbaik di kelasnya dalam memenuhi kebutuhan dan aspirasi konsumen
2.      Menjadi rekan yang utama bagi pelanggan, konsumen dan komunitas.
3.      Menghilangkan kegiatan yang tak bernilai tambah dari segala proses.
4.      Menjadi perusahaan terpilih bagi orang-orang dengan kinerja yang tinggi.
5.      Bertujuan meningkatkan target pertumbuhan yang menguntungkan dan memberikan imbalan di atas rata-rata karyawan dan pemegang saham.
6.      Mendapatkan kehormatan karena integritas tinggi, peduli kepada masyarakat dan lingkungan hidup

Misi vitalitas Unilever mengharuskan Unilever untuk menumbuhkan usahanya dengan menangani masalah-masalah kesehatan dan gizi. Unilever memusatkan perhatiannya pada sejumlah prioritas yang mencakup gizi anak dan keluarga, kesehatan jantung dan pengendalian berat badan.
Budaya Unilever juga menggambarkan vitalitas. Menambah vitalitas hidup memerlukan standar tertinggi perilaku terhadap setiap orang yang berhubungan dengan Unilever; masyarakat yang Unilever sentuh dan lingkungan yang terpengaruh oleh Unilever. Permintaan yang terus meningkat akan lebih banyak vitalitas hidup memberi Unilever kesempatan besar untuk tumbuh. Cara Unilever bekerja dan produk-produk yang Unilever kembangkan dibentuk oleh kecenderungan pelanggan, bersama-sama dengan kebutuhan untuk membantu meningkatkan standar kesehatan dan higiene baik di negara-negara berkembang maupun maju di seluruh dunia.
Integritas merupakan nilai yang sangat fundametal bagi setiap individu dalam organisasi, tanpa adanya integritas pada diri seseorang maka sulit bagi seseorang untuk berdisplin, bertanggungjawab atas tugas/amanah yang diberikan kepadanya, yang pada akhirnya berakibat kepada tidak terwujudnya profesionalisme dan tidak tercapainya produktivitas serta tidak tercapainya tujuan organisasi. Pengembangan budaya kerja ”Membangun Integritas” adalah sebagai salah satu alasan dalam rangka mengembangkan nilai integritas sehingga dapat menggabungkan perusahaan dengan lokasi yang berbeda. Nilai integritas yang ditanamkan menjadikan komitmen bersama untuk berkembang lebih baik sehingga menjadi perusahaan yang besar dan selalu berkembang.
Dari strategi bisnis secara otomatis akan memperluas pasar dan perusahaan mempunyai kemampuan yang sangat kuat dalam pengolahan dan pemasaran. Bahwa perusahaan tersebut pasti memiliki kesamaan budaya organisasi sehingga secara intensitasnya akan mampu membentuk perusahaan yang besar. Merger adalah strategi yang tepat dan akan menghasilkan sinergi dan manfaat yang mendasar dalam sumber bahan baku , produksi, logistik dan perdagangan untuk perusahaan merger. Perusahaan merger akan menjadi lebih meningkatkan daya saing dalam bisnis. Pengelolaan setelah merger akan menjadi lebih luas dan hal tersebut justru akan mendorong untuk mencari solusi yang simple dan sederhana dan berfikir lebih efisien dalam pengelolaan bisnis.
Strategi Bisnis Anonim menulis “Sedikitnya, ada tiga pemain besar produk toiletries di republik tercinta ini. Salah satunya adalah PT Unilever. Inilah pemain lama yang sudah hadir sejak zaman penjajahan Belanda yang tetap mampu menjadi pemimpin pasar. Yang menarik, walau bertahun-tahun mayoritas produknya menjadi pemimpin pasar, tetap saja manajemen Unilever menerapkan strategi paling menawan di era kekinian inovasi. Saban waktu dikeluarkan produk baru, sementara produk lama diperbarui agar konsumen tetap loyal. Inovasi tiada henti ini diimbangi dengan iklan dan public relations yang amat gencar.
Dalam bahasa strategi bisnis, strategi Unilever ini diberi nama prospektor. Artinya perusahaan selalu melakukan inovasi agar produk-produknya tetap dikonsumsi konsumennya. Strategi prospektor tidak melulu melakukan inovasi produk baru, tetapi juga memperbarui produk lamanya agar tetap sejalan dengan perkembangan zaman dan perubahan perilaku konsumen.
Visi yang kemudian diejawantahkan ke dalam misi perusahaan akan berpengaruh besar terhadap budaya perusahaan. Budaya perusahaan merupakan aturan, nilai-nilai, prinsip dan asumsi dasar yang dapat mengarahkan perilaku organisasi. Bagi perusahaan, budaya merupakan aset yang sangat berharga karena kemampuannya mengarahkan perilaku seluruh warga organisasi menuju cita-cita yang dikehendaki. Perusahaan yang memiliki budaya kerja kuat akan mempunyai karyawan yang berkomitmen tinggi, berorientasi pada hasil, selalu melakukan pengembangan, bermotivasi superior dan memiliki tekad kuat untuk menjaga keberadaan perusahaan.
Membangun organisasi tidak berhenti pada memperkokoh budaya perusahaan semata. Untuk mewujudkan budaya perusahaan seperti yang sudah dideklarasikan, perusahaan harus mempunyai lima kompetensi manajemen: proses, kualitas, perubahan, pengetahuan dan orang. Manajemen proses, kualitas dan perubahan sudah lazim dilakukan perusahaan. Di era kekinian, manajemen pengetahuan dan orang menjadi bidang garapan paling serius dilakukan perusahaan. Dalam bahasa sederhana, perusahaan yang unggul adalah perusahaan yang selalu konsisten mengembangkan manajemen pengetahuan.
Pengembangan budaya kerja ”Pengendalian Mutu Terpadu” dimaksudkan guna menambah wawasan akan pentingnya kualitas dalam pelaksanaan setiap pekerjaan. Pengetahuan merupakan salah satu aset utama dalam suatu organisasi, tanpa pengetahuan maka suatu organisasi akan kehilangan kemampuan untuk berkompetisi. Agar suatu organisasi siap dalam mengantisipasi dan beradaptasi dengan setiap perubahan yang selalu terjadi, maka diperlukan kemampuan organisasi untuk selalu dapat memelihara, memanfaatkan dan mengembangkan pengetahuan yang dimilikinya. Pengembangan budaya kerja ”Organisasi Berbasis Pengetahuan” dimaksudkan untuk menambah wawasan mengenai konsep Organisasi Berbasis Pengetahuan menjadi lebih peduli dengan pengembangan budaya belajar di dalam organisasi dalam rangka mewujudkan organisasi yang berbasis pengetahuan.
Membangun budaya yang kuat tentulah bukan pekerjaan mudah, banyak biaya, tenaga, energi, dan kreatifitas yang mesti dicurahkan untuk mencapai image, reputasi, budaya perusahaan yang diinginkan.
Salah satu cara untuk membangun budaya yang dapat diterima dalam lingkungan pekerjaan terlebih dahulu harus dilakukan pengenalan kepada masyarakat sehingga karyawan yang masuk dalam PT Unilever telah sedikit banyak menyiapkan diri untuk bergabung dengan budaya yang diterapkan PT Unilever. Harapannya adalah perusahaan membangun Budaya Organisasi lebih dini, sehingga bisa lebih fokus pada peningkatan performa, disribusi dan penjualan atau target dari perusahaan. Pengenalan budaya perusahaan tetap dilakukan untuk memperoleh persamaan persepsi dan langkah karyawan. Langkah ini jamak dilakukan oleh berbagai perusahaan di dunia.
Memiliki hirarkhi organisasi yang jelas dan tanggungjawab masing-masing tugas dipegang oleh tenaga ahli dan pakar diberbagai daerah karena area geogerafik. Suasana kantor terkesan antic dan anggun, serius dan seragam yang rapi, suasana hening dengan irama klasik. Para manajer bekerja dengan tekun, budaya memperbaiki diri untuk meningkatkan kompetensi menjadikan budaya organisasi unilever menjadi kuat. Ruang rapat tersusun formal, rapi, bersih dan anggun. Penciptaan suasana kerja akan mendorong kinerja karyawan lebih baik. Suasana rapat jarang terjadi konfrontasi langsung namun digunakan sebagai sarana pemberitahuan keputusan perusahaan dan informasi-informasi. Budaya menciptakan produk yang bermutu/berkualitas adalah hal yang utama agar suatu organisasi dapat bersaing dan unggul dalam persaingan global.
Pengembangan lintas budaya Unilever sangat dimungkinkan melakukan merger, akuisisi atau kerjasama dengan perusahaan Korea, Jepang atau Amerika. Dengan melakukan pendekatan kesamaan ciri-ciri budaya di Negara tersebut pasti akan diperoleh kesamaan cara pandang atau bahkan melakukan sinergi budaya sehingga bias jadi akan tercipta Unilever dengan budaya yang dinamis di seluruh Negara yang terdapat bisnis Unilever. Pelaksanaan pengembangan budaya kerja pada suatu unit kerja, termasuk masalah-masalah atau kendala yang dihadapi. Laporan budaya kerja juga dimaksudkan untuk memberikan masukan (feedback) kepada pimpinan guna pengambilan keputusan dalam rangka pengembangan budaya kerja yang selanjutnya dapat digunakan untuk langkah merger atau opsi lainnya. Negara-negara Korea, Jepang dan Amerika memiliki kesamaan budaya disiplin yang tinggi dengan dukungan system informasi yang memadai maka akan dapat mudah menyesuaikan dengan budaya organisasi PT Unilever sehingga hal tersebut justru dapat memperkuat intensitas dan clarity budaya organisasi.
Organisasi sangat tergantung pada kualitas sumber daya manusianya. Pengembangan dan perbaikan kualitas SDM akan sangat membantu organisasi dalam mencapai tujuannya. Di Negara tersebut telah memiliki row material (atau bahan baku sumber daya manusia) yang baik sehingga dengan tingkat pendidikan dan kemajuan Negara yang terus berkembang dapat dimungkinkan menciptakan merger antar perusahaan.
Tujuan dalam menciptakan budaya organisasi adalah menyelaraskan visi misi yang hendak dicapai dari konsepsi budaya organisasi dapat sampaikan sebagai berikut :
1.      Budaya organisasi menjadi pedoman sebagai aturan yang harus kita patuhi dan dijalankan sebagai komitmen yang datang dari diri sendiri dalam bersikap dan berperilaku.
2.      Dengan pedoman budaya organisasi yang diformalkan dan dapat diterima oleh Warga komunitas diharapkan dapat menuntun dalam menjalankan peran yang dibebankan kepadanya (sebagai acuan).
3.      Dengan pedoman itu pula mendorong kepada setiap warga untuk mampu membangun kebiasaan yang produktif.
4.      Menjadi pedoman dalam merumuskan budaya kerja kedalam masing-masing unit kerja sesuai dengan bidangnya.
5.      Menjadi pedoman bagi setiap orang yang merasakan akan arti penting untuk terus meningkatkan kompetensi agar dapat berperan dalam dimensi pembangunan
6.      Menjadi pedoman bagi setiap pemimpin pada semua tingkatan untuk menumbuh kembangkan kepemimpinan kolaboratif.
7.      Menjadi pedoman bagi setiap warga yang selalu siap menghadapi perubahan dalam gelombang ketidak pastian.
8.      Menjadi pedoman sebagai daya dorong agar setiap warga mampu menggerakkan kreativitas dan inovasi.

2.     Budaya Kerja PT Wings
Agar bisa menjadi pemain global, Grup Wings harus terus meluaskan pasarnya ke negara yang penduduknya banyak seperti Amerika Latin, India dan Cina. Juga, membangun merek dan tim pemasaran yang hebat di luar negeri. Grup Wings, Perusahaan yang bercikal bakal di Surabaya ini merupakan pesaing ketat Unilever. Dengan percaya diri yang luar biasa, hampir seluruh produk Unilever dihadang oleh produk Wings. Sebut saja Rinso yang dilawan So Klin, atau Pepsodent ?dimusuhi? Ciptadent. Dapat dikatakan, apa pun keluaran terbaru dari Unilever tak sampai sepenanak nasi Wings sudah mengeluarkan produk sejenis. Strategi Wings memang berbeda dari Unilever. Wings melakukan apa yang disebut analyser. Sesuai dengan namanya (analyser), Wings siap menganalisis perusahaan pesaing. Jikalau dirasa mampu membuat produk sejenis dan pasar dianggap berprospek, produk akan segera diluncurkan. Strategi analyser memang bakal kelelahan apabila mengharap dirinya menjadi pemimpin pasar. Tampaknya ini yang dijadikan kebijakan manajemen Wings, cukup menjadi pemain nomor dua. Syukur-syukur apabila salah satu produknya menjadi pemimpin pasar.
Di industri toiletris Tanah Air, ada tiga pemain besar yang merangsek dan menguasai pasar: Unilever, Procter & Gamble (P&G), dan Wings. Pemain yang disebut pertama dan kedua adalah perusahaan multinasional. Pemain ketiga adalah pemain lokal yang mampu bertengger di puncak dan menandingi raksasa toiletris dunia. Dengan bendera PT Sayap Mas Utama, PT Wings Surya dan PT Lioninda Jaya, puluhan produk keluaran kelompok usaha yang bermarkas di Kota Buaya ini, sudah sangat familier di tengah masyarakat. Sebut saja detergen Wings, Giv, Nuvo, Ciptadent, Kodomo, Mama Lemon, So Klin, Daia, Smile Up, dan masih banyak lagi produk toiletris lainnya

3.     Perbandingan Budaya Kerja Antara PT Unilever dengan PT Wings
Nampaknya keberhasilan Unilever dalam meningkatkan performa budaya organisasi memberikan kontribusi positif bagi Unilever Indonesia menjadi alasan bagi Unilever untuk lebih diminati produk-produknya oleh konsumen. Pemilihan produk yang inovatif dilakukan untuk menyesuaikan dengan gaya hidup dan budaya masyarakat. Pendekatan pluralisme budaya merupakan sebuah alternatif dalam kaitannya dengan relasi sosial diantara kelompok-kelompok etnis dan kebudayaan. Pendekatan ini dapat dijadikan sebagai strategi pemecahan konflik maupun pembangunan modal kedamaian social di lingkungan dan organisasi. Pluralisme menunjuk pada saling penghormatan antara berbagai kelompok dalam masyarakat dan penghormatan kaum mayoritas terhadap minoritas dan sebaliknya, yang memungkinkan mereka mengekspresikan kebudayaan mereka tanpa prasangka dan permusuhan. Ketimbang berupaya untuk mengeliminasi karakter etnis, pluralisme budaya berjuang untuk memelihara integritas budaya. Pluralisme menghindari penyeragaman. Karena, seperti kata Kleden (2000:5), “…penyeragaman adalah kekerasan terhadap perbedaan, pemerkosaan terhadap bakat dan terhadap potensi manusia.”. Dalam praktek pekerjaan sosial, pluralisme budaya merupakan sebuah “ideologi” yang kuat yang mengharuskan para pekerja sosial untuk memahami sejarah, tradisi-tradisi yang berbeda, perananan-peranan, pola-pola keluarga, simbol-simbol budaya, dan relasi-relasi mayoritas-minoritas. Pemahaman, sensitifitas, dan keterampilan pekerjaan sosial, sangat menekankan para pekerja sosial untuk senantiasa mampu menghindari kecenderungan memaksakan kehendak dirinya, kepercayaannya dan bahkan keyakinan-keyakinan akademiknya dalam membantu orang-orang dari berbagai latar belakang budaya yang berbeda.
Hampir semua produk toiletris Wings menempel ketat produk sejenis milik raksasa Unilever. Sekadar menyebut contoh: Nuvo dengan Lifebuoy, So Klin dengan Rinso, So Klin Pewangi dengan Molto, Sunlight dengan Mama Lemon. Di mata Handito Joewono, Chief Strategy Consultant Arrbey, produk toiletris Wings memang terbukti memiliki posisi yang cukup kuat di pasar. Wings cukup mampu menghadapi pemain asing seperti Unilever. “Menjadi nomor satu atau dua,” ungkapnya. Ada tiga faktor yang melatarbelakangi kesuksesan di bidang ini. Pertama, Wings menghasilkan produk yang terjangkau masyarakat luas. Kedua, kuat dalam jaringan distribusisehingga ketika meluncurkan produk baru lebih mudah dengan dukungan distribusi yangluas dan dalam. Ketiga, menguasai industri oleochemical sehingga industri toiletris bisa dikuasai.

4.     Poin-poin/ hal penting mengenai Budaya Kerja
a.      PT Unilever
1.      Memiliki hirarkhi organisasi yang jelas dan tanggungjawab masing-masing tugas dipegang oleh tenaga ahli dan pakar diberbagai daerah karena area geogerafik.
2.      Suasana kantor terkesan antic dan anggun, serius dan seragam yang rapi, suasana hening dengan irama klasik.
3.      Para manajer bekerja dengan tekun, budaya memperbaiki diri untuk meningkatkan kompetensi menjadikan budaya organisasi unilever menjadi kuat.
4.      Ruang rapat tersusun formal, rapi, bersih dan anggun. Penciptaan suasana kerja akan mendorong kinerja karyawan lebih baik.
5.      Suasana rapat jarang terjadi konfrontasi langsung namun digunakan sebagai sarana pemberitahuan keputusan perusahaan dan informasi-informasi.
6.      Budaya menciptakan produk yang bermutu/berkualitas adalah hal yang utama agar suatu organisasi dapat bersaing dan unggul dalam persaingan global.

b.      PT Wings
1.      Menghasilkan produk yang terjangkau masyarakat luas.
2.      Kuat dalam jaringan distribusisehingga ketika meluncurkan produk baru lebih mudah dengan dukungan distribusi yangluas dan dalam.
3.     Menguasai industri oleochemical sehingga industri toiletris bisa dikuasai.














Daftar Pustaka

Astuti, Fajar Suri. 2010. Budaya kerja Membangun Organisasi & Komitmen Perusahaan PT.Unilever, (online). (http://fajarsuriastuti.wordpress.com/2010/11/02/budaya-kerja-membangun-organisasi-komitmen-perusahaan-pt-unilever-2/ di akses 12 januari 2012)
Ratnasari, Dwi. 2010. Budaya kerja Perusahaan unilever, (online). (http://uuidcnibhgia.blogspot.com/2010/11/budaya-kerja-perusahaan-unilever.html diakses 12 januari 2012)
Hanita. 2010. Grup Wings: Solid dan Makin Menggurita, (online). (http://hanita-d.blogspot.com/2010/04/bedah-artikel-pt-wings-surya.html diakses 12 januari 2012)

Ratna, Mega. 2009. Arah PT Unilever,Tbk, (online). http://megaratna.wordpress.com/2009/03/16/arah-pt-unilever-tbk/ diakses 12 januari 2012

Syakieb, Dita. 2011. Fungsi Manajemen pada PT Unilever Indonesia, (online). (http://ditasyakieb.wordpress.com/2011/01/03/fungsi-manajemen-pada-pt-unilever-indonesia/ diakses 11 januari 2012)

No comments:

Post a Comment